Kepopuleran profesi Virtual Asisstant tidak hanya sebatas karena kefleksibelan bagaimana dan dimana kamu bekerja melainkan juga tentang siapa saja dapat bekerja, dalam hal ini ialah tanpa ada batasan umur. Siapa saja bisa jadi virtual asisstant baik kamu yang masih berkuliah, kamu yang sudah bekerja atau ingin menjadikan profesi virtual asisstant ini sebagai side job, atau kamu yang ingin switch career maupun untuk kamu yang sekarang menjadi IRT (Ibu Rumah Tangga). Pekerjaan ini cocok untuk siapa saja tanpa memandang batas usia minimal maupun maksimal.
Menjadi seorang ibu rumah tangga (IRT) kerap kali melelahkan, banyak orang yang menyepelekan betapa kerasnya menjadi ibu rumah tangga. Namun di balik itu semua, keinginan untuk bisa produktif menjadikan semua tantangan itu sebagai bahan bakar semangat dan bukan menjadi masalah yang harus dihindari namun untuk dihadapi, antara menyeimbangkan tanggung jawab untuk keluarga maupun tanggung jawab dalam karir.
Salah satunya, Sylvi seorang Ibu Rumah Tangga yang juga aktif sebagai Virtual Asisstant. Sylvi menjalani karirnya sebagai Virtual Asisstant dengan berbagai pengalaman selama lebih dari satu tahun. Perjalanannya sebagai Virtual Asisstant ini dimulai saat menjadi General Virtual Asisstant, dimana Sylvi mengasah skillnya dalam berbagai tugas administratif dan membantu tugas klien.
Dari pengalamannya tersebut, Sylvi mengembangkan keahliannya sebagai Community Manager, Project Asisstant, dan Personal Asisstant to CEO.
Hal Yang Paling Berkesan Selama Mengikuti Kelas dan Volunteer di Remote Skill Academy
Keinginan Sylvi untuk bisa berkembang membuatnya terus belajar. Awal mulanya, Sylvi mengikuti Recorded Virtual Asisstant Course. Ketika pendaftaran Volunteer dibuka, Sylvi memutuskan untuk segera bergabung dan ia tidak menyangka akan terpilih menjadi salah satu Volunteer di RSA.
Sylvi mengaku banyak belajar dari tim RSA dan dari kelas-kelas yang ada. Menjadi Volunteer di Remote Skill Academy menurutnya benar-benar transformatif dan bermanfaat. Sebagai seorang introvert, awalnya Sylvi meragukan kemampuannya untuk bisa berkontribusi, tetapi lingkungan yang mendukung memberi keyakinan untuk melampaui batasnya. Pengalamannya selama menjadi volunteer di RSA tidak hanya meningkatkan keahlian profesional seperti komunikasi jarak jauh secara virtual, tetapi juga mendorong Personal Growth. Melalui Komunitas yang didedikasikan untuk memberdayakan orang lain melalui edukasi yang bermanfaat ini, memberi buktikan bahwa seorang introvert seperti Sylvi dapat memberi dampak yang signifikan melalui kesempatan yang tepat.
Sylvi mengaku sangat bersyukur atas pengalamannya yang mengubah hidupnya itu dan ia ingin melanjtkan perjalanannya bersama Remote Skill Academy dan ingin berkontribusi lebih banyak.
Awal Mula Diterima Kerja Sebagai Virtual Asisstant
Pengalamannya sampai diterima kerja remote sebagai Virtual Asisstant memang sangat menarik. Pada awalnya Sylvi mengaku sudah mencoba apply di berbagai platform namun, usahanya belum berbuah manis. Sampai akhirnya Sylvi bertemu teman lamanya ia mencoba berinteraksi kembali membahas pekerjaan masing-masing.
Dan keberuntungan bagi Sylvi ketika teman lamanya yang seorang CEO tersebut merekrutnya sebagai Personal Assistantnya. Sylvi menyadari bahwa mencari klien tidak hanya melalui platform saja, tetapi bisa dengan menawarkan jasa kepada orang yang kita kenal.
Pesan Untuk Yang Masih Takut Untuk Mulai Belajar dan yang Sedang Berjuang Apply Job
Pesan dari Sylvi untuk teman – teman di Remote Skills Academy yang sedang belajar atau yang masih berjuang, jangan takut untuk memulai. Langkah pertama memang terasa berat dan menakutkan, namun jika kita tidak memilih untuk mecoba mengambil langkah, kita tidak akan pernah berkembang sampai kapanpun. Jika masih takut untuk mendapatkan klien, boleh mencoba volunteer & magang yang dimana kita bisa merasakan terjun langsung sambil belajar. Jadi ketika mendapatkan klien kita bisa lebih siap dan percaya diri.
Dari cerita Sylvi yang sangat menginspirasi ini, kita bisa belajar bahwa menjadi Ibu Rumah Tangga dan seorang introvert bukanlah halangan untuk kita bisa menjadi produktif, melainkan agar kita bisa melampaui batas dan bisa berkontribusi untuk bisa memberi dampak.
Dengan keinginan yang kuat untuk terus belajar, beradaptasi dengan perkembangan, berani mengambil keputusan dan membangun hubungan yang baik akan membuka pintu kesempatan mencapai tujuan yang kita inginkan. Untuk pembaca yang terinspirasi menjadi Virtual Asisstant seperti Sylvi, kalian bisa mencoba kursus Virtual Asisstant melalui link ini.