Ya, kamu ga salah baca judul, because I really mean what I wrote on the title! Saya ingat waktu pertama kali melihat postingan di Instagram tentang kursus Virtual Assistant, yang terlintas pertama kali adalah apa hanya dengan ikut kursus ini saya bisa meningkatkan peluang diterima kerja? Waktu itu saya memang merasa galau karena sedang mengalami titik terendah dalam hidup saya.
Usaha kecil-kecilan tidak jalan, tidak punya pengalaman kerja yang proper sesuai jurusan kuliah dulu, tapi juga tidak mau hanya diam di rumah. Kemudian saya memutuskan untuk browsing lowongan freelance yang kira-kira sesuai minat atau mampu saya kerjakan. Di luar ekspektasi, ternyata kerjaan freelance pun harus punya yang namanya portfolio untuk melamar, sedangkan yang saya punya hanya keinginan untuk mencoba.
Sampai pada momen dimana saya mengikuti banyak platform remote worker di Instagram walaupun saya minim informasi tentang pekerjaan ataupun role yang tersedia. Akhirnya suatu ketika, Remote Skills Academy (RSA) mengadakan kursus dengan tema Super Virtual Assistant Bootcamp (Super Bootcamp Course) yang membuat saya tertarik sekaligus penasaran. Apakah saya yang tidak punya pengalaman bahkan pengetahuan sama sekali tentang virtual bisa relate nantinya dengan pekerjaan virtual assistance.
Ada ketakutan-ketakutan yang dibangun oleh asumsi sendiri mengingat pada umumnya, apapun pekerjaannya, pemberi kerja pasti mencari pekerja yang pernah melakukan pekerjaan yang sama minimal satu tahun (untuk non-fresh graduate), atau minimal punya porto=folio yang sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan. Pada akhirnya saya mencoba berdamai dan mendoktrin diri sendiri kalau mencoba sesuatu yang baru itu adalah hal yang menyenangkan.
Setelah membaca modul program Super Bootcamp Course tersebut dan berkonsultasi dengan pihak RSA akhirnya saya memutuskan untuk daftar. Hal yang membuat saya yakin untuk daftar adalah kelas Virtual Assistant ini disebut-sebut juga sesuai untuk yang bahkan belum punya pengalaman sebagai VA seperti saya.
Sekilas setelah membaca modul, tema-tema yang ditawarkan sangat komprehensif, mulai dari membangun pola pikir yang tepat, belajar soft skills dan hard skills yang harus dimiliki seorang VA, belajar tentang tools-tools andalan VA, sampai dengan practical role serta strategi yang bermanfaat ketika bekerja dengan klien nantinya. Saya mendapatkan gambaran bagaimana modul tersebut dibangun sedemikian rupa untuk benar-benar mempersiapkan pesertanya menjalani career path yang on point. Jadi, tidak hanya ilmu yang teoritis, tetapi juga ilmu praktis.
Di kelas virtual assistant ini, saya tidak hanya belajar hal-hal baru, tetapi juga hal-hal yang sebenarnya tidak baru namun memiliki impact yang besar untuk renew myself ketika saya sadar betapa itu merupakan suatu hal berguna dan menjadi bekal diri saya untuk bekerja freelance sebagai VA.
Contohnya saja, selama ini saya bingung ketika harus mengisi kolom self-introduction di CV dan biasanya akan menulis hal-hal yang sebenarnya sudah tercantum di data di riwayat pendidikan dan organisasi saya. Setelah mengikuti salah satu materi di kelas virtual assistant ini, saya mendapatkan insight bahwa ketika ingin memperkenalkan dirimu (professionally) pada klien atau di dalam CV, mulailah dari hal terdekat pada dirimu yang kamu anggap adalah sebuah pencapaian karena kamu berhasil menyelesaikan suatu permasalahan dengan melakukan suatu hal tertentu, sesederhana itu. Setiap orang pasti punya hal ini. Satu permasalahan hidup saya akhirnya terpecahkan, yaitu kesulitan saya dalam meramu self-introduction session karena tidak adanya pengalaman kerja nyata yang bisa saya cantumkan di kolom tersebut.
Hal lainnya yang menurut saya menjadikan kelas virtual assistant ini adalah solusi untuk bekerja freelance walaupun tidak berpengalaman adalah pengetahuan yang saya dapatkan tentang seluk beluk peran seorang VA di dunia kerja yang mana jobdesc-nya bisa dipelajari oleh seorang pemula sekalipun. Contoh yang paling umum adalah schedule management, tugas yang sederhana dan pastinya pernah dilakukan oleh semua orang. Yang membuatnya berbeda adalah adanya tools yang memudahkan pelaksanaan kerjanya secara digital dan itu tetap harus dipelajari kalau kita memang mau berkarir di dunia VA.
Menjelang di minggu terakhir program Super Bootcamp course ini hingga sampai pada momen ketika saya menulis blog ini, saya bisa mulai membangun dan menyusun portfolio sendiri walaupun saya tidak punya pengalaman kerja sebelumnya. Dari mana hal itu saya dapatkan? Ini adalah sebuah privilege ketika teman-teman mengikuti kelas virtual assistant, khususnya kelas yang diadakan pada course di Remote Skills Academy. Di dalam kursus para peserta diminta untuk mengerjakan tugas-tugas yang sifatnya tidak mandatory (namun selalu menarik untuk dikerjakan) yang mana hasil dari tugas tersebut dapat teman-teman masukkan ke dalam daftar portfolio kalian.
Pada akhirnya saya ingin menyampaikan kepada teman-teman pembaca bahwa peluang kerja freelance sebagai seorang VA tanpa modal pengalaman bukanlah hal yang mustahil. Kalian bisa mengikuti kelas virtual assistant yang terpercaya dan support kalian untuk bisa memiliki klien pertama kalian, dimana yang menjadi opsi terbaik saya adalah kursus virtual assistant di Remote Skills Academy.
Yuk, berani untuk memulai! https://remoteskills.academy/live-programs/super-va-bootcamp/